Kamis, 19 Februari 2009

INTERAKSI OBAT (DRUG INTERACTION)

INTERAKSI OBAT (DRUG INTERACTION)


PENDAHULUAN

A. INTERAKSI OBAT DENGAN OBAT LAIN.

Peristiwa interaksi obat terjadi sebagai akibat penggunaan bersama-sama dua macam obat atau lebih. Interaksi ini dapat menghasilkan effek yang menguntungkan tetapi sebaliknya juga dapat menimbulkan effek yang merugikan atau membahayakan.
Meningkatnya kejadian interaksi obat dengan effek yang tidak diinginkan adalah akibat makin banyaknya dan makin seringnya penggunaan apa yang dinamakan “ Polypharmacy “ atau “ Multiple Drug Therapy “.
Sudah kita maklumi bersama bahwa biasanya penderita menerima resep dari dokter yang memuat lebih dari dua macam obat. Belum lagi kebiasaan penderita yang pergi berobat ke beberapa dokter untuk penyakit yang sama dan mendapat resep obat yang baru. Kemungkinan lain terjadinya interaksi obat adalah akibat kebiasaan beberapa penderita untuk mengobati diri sendiri dengan obat-obatan yang dibeli di toko-toko obat secara bebas.
Interaksi obat yang tidak diinginkan dapat dicegah bila kita mempunyai pengetahuan farmakologi tentang obat-obat yang dikombinasikan. Tetapi haruslah diakui bahwa pencegahan itu tidaklah semudah yang kita sangka, mengingat jumlah interaksi yang mungkin terjadi pada orang penderita yang menerima pengobatan polypharmacy cukup banyak.
Mekanisme interaksi obat bermacam-macam dan kompleks. Pada dasarnya dapat digolongkan sebagai berikut:

I. INTERAKSI FARMASETIK

Interaksi ini adalah interaksi fisiko-kimia yang terjadi pada saat obat diformulasikan / disiapkan sebelum obat digunakan oleh penderita.
Misalnya interaksi antara obat dan larutan infus IV yang dicampur bersamaan dapat menyebabkan pecahnya emulsi atau terjadi pengendapan.
Bentuk interaksi ini ada 2 macam :
Interaksi secara fisik : misalnya terjadi perubahan kelarutan
Interaksi secara khemis : misalnya terjadi reaksi satu dengan yang lain atau terhidrolisisnya suatu obat selama dalam proses pembuatan ataupun selama dalam penyimpanan.

II. INTERAKSI FARMAKOKINETIKA
Interaksi ini adalah akibat perubahan-perubahan yang terjadi pada absorbsi, metabolisme, distribusi dan ekskresi sesuatu obat oleh obat lain. Dalam kelompok ini termasuk interaksi dalam hal mempengaruhi absorbsi pada gastrointestinal, mengganggu ikatan dengan protein plasma, metabolisme dihambat atau dirangsang dan ekskresi dihalangi atau dipercepat.

III. INTERAKSI FARMAKODINAMIK.

Interaksi ini terjadi bila sesuatu obat secara langsung merubah aksi molekuler atau kerja fisiologis obat lain. Kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi :
a.Obat-obat tersebut menghasilkan kerja yang sama pada satu organ (sinergisme).
b.Obat-obat tersebut kerjanya saling bertentangan ( antagonisme ).
c.Obat-obat tersebut bekerja independen pada dua tempat terpisah

BEBERAPA CONTOH INTERAKSI BETA-BLOCKER DENGAN OBAT LAIN


( Concor, dilbloc, inderal, internolol, lodoz, maintate, tenormin dll )
Interaksi beta-blocker dengan anti hipertensi
a. Beta-blocker dengan diuretika (aldactone, spirolactone, aldazide, blopress, co-diovan, lasix, hct, letonal, hygroton)
Diuretika sering digunakan untuk terapi hipertensi. Tapi kalau diuretika saja maka hasil terapinya terbatas. Untuk mencapai hasil yang lebih baik maka sebaiknya dikombinasikan dengan antihipertensi lain. Percobaan di klinik menunjukan bahwa kombinasi beta-blocker dengan diuretika diperoleh kerja antihipertensi yang lebih baik. Dalam hal ini tidak terjadi postural hipotensi dan tachycardia yang disebabkan oleh diuretika (thiazide). Dan juga peninggian plasma renin akibat pemberian diuretika akan dikurangi oleh beta-blocker.
b. Beta-blocker dengan vasolidator (Brainact, degrium,m duvadilan, enico,
frego, hydergin, sibelium, stugeron tanakan unalium dll)
Kombinasi obat ini akan menghasilkan efek terapi yang lebih baik. Ternyata efek sampingnya akan berkurang. Pemberian hydralazine yang menimbulkan reflex tachycardia akan berkuirang bila pemberiannnya dikombinasikan dengan beta-blocker.
c. Beta-blocker dengan methyldopa (Dopamet)
Penggunaan kombinasi dari methyldopa dan beta-blocker ternyata lebih aman dibandingkan dengan pemakaiannya secara tunggal. Efek samping dari methyldopa berupa postural hipotensi akan hilang bila diberikan bersama-sama dengan beta-blocker.

Interaksi beta-blocker dengan anti –arrhytmia.
a. Beta-blocker dengan quinidine.
Quinidine yang digunakan pada arrhythmia jantung dapat menimbulkan ventricular fibrillation. Bila diberikan bersama-sama dengan beta-blocker maka efek samping ini berkurang.
b. Beta-blocker dengan procainamide.
Pemberian procainamide sebagai anti-arrhytmia dapat menimbulkan penurunan tekana darah yang sangat cepat terutama bila diberikan secara intravena. Pemberian bersama-sama dengan beta-blocker akan menyebabkan efek yang berbahaya karena bekerja sinergistik.

Interaksi beta-blocker dengan antidepressant
Pemberian antidepressant misalnya derivat tricyclic dan derivat phenothiazine dapat menimbulkan dysrhythmia. Maka pemberian beta-blocker akan menghindarkan efek dysrhythmia akibat pemberian antidepressan tersebut

Interaksi beta-blocker dengan anti inflammasi
Beta-blocker menghambat efek anti inflammasi dari obat-obat natrium salisilat, aminopirin, fenilbutazon, hidrokortison. Hal ini disebabkan karena kompetisi langsung antara kedua obat ini pada reseptor yang sama.

Interaksi beta-blocker dengan anti-angina
Gabungan kedua obat ini menghasilkan sinergisme, beta-blocker mengurangi kerja jantung dengan mengurangi heart rate. Demikian pula nitrat berbuat hal yang sama dengan mengurangi venous return dan volume serta tekanan dalam ventrikell kiri.

Berikut ini beberapa contoh interaksi obat dengan obat lain :

a. Norit sering dipakai untuk mengurangi kembung dan diare. Norit ini bersifat menyerap racun dan zat-zat lainnya di lambung. Sifat ini sebenarnya yang dipakai untuk mengurangi kembung dan diare. Namun, norit menyerap zat-zat di lambung hampir tidak pilih bulu sehingga obat-obat yang anda minum dalam waktu bersamaan atau dalam rentang waktu 3-5 jam sekitar waktu makan norit juga akan ikut diserap oleh norit. Akibatnya penyerapan obat oleh tubuh justru berkurang sehingga efek atau khasiat obat yang anda minum tersebut akan berkurang, dan mungkin efek pengobatan tidak akan tercapai.

b.Penurunan atau pengurangan penyerapan obat oleh tubuh juga dapat terjadi jika anda mengkonsumsi suatu obat tertentu bersamaan dengan obat, makanan atau suplemen makanan yang banyak mengandung kalsium, magnesium, aluminium atau zat besi. Mineral-mineral ini banyak terdapat dalam berbagai macam suplemen vitamin dan juga dalam obat maag (antasida)

c.Kalsium, magnesium, aluminium dan zat besi dapat bereaksi dengan beberapa obat tertentu, misalnya antibiotika tetrasikiklin dan turunan fluoroquinolon seperti ciprofloxacin, levofloxacin, ofloxacin, dan trovafloxacin, membentuk senyawa yang sukar diabsorbsi atau diserap oleh tubuh. Satu penelitian mengungkapkan bahwa penurunan absorbsi antibiotika karena drug interaction dengan mineral-mineral tersebut dapat mencapai 50 – 75 %.

d.Antibiotika rifampicin dapat mengurangi efektivitas dari berbagai pil kontrasepsi. Kombinasi rifampicin-pil KB ini juga dapat meningkatkan resiko terjadinya pendarahan.

e.Antihistamin sering diberikan dalam obat flu atau obat batuk. Kombinasi antihistamin dengan obat-obat penenang atau obat-obat yang berkerja menekan system syaraf pusat seperti luminal dan diazepam harus dihindari, sebab kombinasi ini dapat mengadakan potensiasi, sehingga dapat terjadi penekanan system syaraf pusat secara berlebihan.

B. INTERAKSI OBAT DENGAN MAKANAN

Pada prinsipnya interaksi obat dengan makanan dapat menyebabkan dua hal penting :
Interaksi dimana makanan atau minuman dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan khasiat atau manfaat obat, baik melalui penghambatan penyerapannya atau dengan mempengaruhi metabolisme atau distribusi obat tersebut didalam tubuh.
Interaksi obat dapat menyebabkan gangguan atau masalah kesehatan yang serius, karena meningkatnya efek samping dari obat-obat tertentu akibat dari terjadinya peningkatan kadar obat dalam darah.

Dibawah ini contoh interaksi obat berdasarkan indikasi penggunaan obat

Golongan Obat
Hal- Hal yang harus diperhatikan
Antibiotika

- Cephalosforin dan penicillin
Konsumsi antibiotik pada saat perut kosong untuk mempercepat absorbsi.
- Eritromisin
Jangan di konsumsi bersama dengan jus buah-buahan atau grape fruit yang dapat menurunkan efektifitas obat.
- Golongan sulfa
Meningkatkan resiko kekurangan vitamin B12
- Tetrasiklin
Produk susu dapat mengurangi efektivitas obat, dan juga menurunkan absorbsi vit. C.


Antidepresan

- MAO Inhibitor
Makanan dengan kadar tyramin yang tinggi seperti daging yang diproses, bir dan anggur dapat menyebabkan krisis hipertensi.
Golongan Trisiklik
Banyak makanan terutama daging, ikan dan makanan kaya vit C dapat menurunkan penyerapan obat.


Antihipertensi dan obat jantung

- ACE Inhibitor
Konsumsi obat pada saat perut kosong, akan meningkatkan absorbsi obat.
- Alfa blocker
Dikonsumsi dengan minuman atau makanan untuk menghindari kelebihan penurunan tekanan darah.
- Anti aritmia
Hindari konsumsi kafein karena meningkatkan / mempercepat denyut jantung.
- Beta blocker
Konsumsi obat pada saat perut kosong. Makanan terutama daging meningkatkan efek obat dan menyebabkan pusing serta hipotensi.
- Digitalis
Hindari mengkonsumsi dengan susu dan makanan tinggi serat karena menurunkan absorsbi dan meningkatkan kehilangan kalium.
Antikonvulsi

- Dilantin, Fenobarbital
Meningkatkan resiko anemia dan masalah yang berhubungan dengan syaraf karena defisiensi folat dan vit B lainnya.
Obat Asma

- Pseudoefedrin
Hindari mengkonsumsi kafein karena dapat meningkatkan rasa cemas dan gelisah.
- Theophyllin
Hindari mengkonsumsi kafein karena dapat menyebabkan peningkatan toksisitas obat.
Tukak Peptik

- Antasida
Untuk mendapatkan manfaat maksimal, konsumsi obat 1 jam setelah makan.
- Simetidin, Famotidin dan Sukralfat
Hindari makanan berprotein tinggi, kaffein dan makanan lain yang dapat meningkatkan keasaman lambung.
Tranquilizer

- Benzodiazepine
Tidak boleh dikonsumsi dengan alcohol. Kafein dapat meningkatkan kecemasan dan mengurangi efektivitas obat.
Penghilang Rasa Sakit

- Aspirin dan Obat NSAID
Konsumsi makanan terlebih dahulu untuk mencegah iritasi saluran cerna. Hindari alcohol karena dapat meningkatkan resiko pendarahan. Penggunaan yang sering dari obat golongan ini dapat menurunkan absorbsi folat dan vit C.
Sediaan Hormon

- Kontrasepsi Oral
Makanan yang asin meningkatkan retensi cairan. Obat ini menurunkan absorbsi folat, vit B6 dan nutrisi lain. Tingkatkan konsumsi makanan yang kaya nutrisi dan protein untuk mencegah defisiensi.
- Steroid
Makanan yang asin meningkatkan retensi cairan. Konsumsi makanan yang kaya kalsium, vit K, kalium dan protein untuk mencegah defisiensi.
Laksatif

- Mineral Oil
Penggunaan yang berlebihan menyebabkan defisiensi vit A, D, E dan K.
Penurun Kolesterol

- Cholestyramin
Meningkatkan ekskresi folat dan vit A, D, E dan K.
- Gemfibrozil
Hindari makanan berlemak karena dapat menurunkan efektivitas obat dalam menurunkan kolesterol.
Anti Jamur

- Flukonazol, Ketokonazol, Itrakonazol, Griseofulvin
Hindari makanan atau minuman yang mengandung susu, keju, yoghurt, es krim atau antasida.Untuk alcohol dapat menyebabkan efek samping berupa mual, , keram perut, muntah, sakit kepala dan kemerahan dengan panas di muka.
Obat Penghambat enzim (Golongan Statin)

- Fluvastatin, Lovastatin, Pravastatin,
Hindari minum alcohol karena dapat meningkatkan resiko kerusakan hati.
simvastatin
Hindari minun lovastatin dan simvastatin bersama jus grapefruit karena dapat meningkatkan terjadinya efek samping akibat terjadinya peningkatan kadar obat dalam tubuh.




C. INTERAKSI OBAT DENGAN MINUMAN
Interaksi obat yang dimaksud di sini adalah interaksi obat dengan minuman berupa teh, susu, kopi, dan alcohol, contoh :

Teh mengandung senyawa tannin yang dapat mengikat berbagai senyawa aktif obat sehingga sukar diabsorbsi atau diserap dari saluran pencernaan. Demikian pula susu. Susu mempunyai sifat dapat menghambat absorbsi zat-zat aktif tertentu terutama antibiotika. Jika obat kurang diabsorbsi, berarti daya khasiat atau kemanjurannya juga akan berkurang, sehingga penyembuhan mungkin tidak akan tercapai.

Tidak semua jenis obat tidak baik dikonsumsi bersama-sama dengan susu. Ada beberapa obat, terutama yang bersifat mengiritasi lambung, justru dianjurkan untuk diminum bersama susu atau pada waktu makan. Gunanya agar susu atau makanan tersebut dapat mengurangi efek iritasi lambung dari obat yang dikonsumsi. Walaupun susu atau makanan dapat sedikit mengurangi daya kerja obat tersebut, namun efek perlindungannya terhadap iritasi lambung lebih bermanfaat dibandingkan dengan efek penurunan daya kerja obat yang sangat sedikit.

Obat-obat seperti ini, contohnya obat-obat antiinflamasi nonsteroid seperti asetosal dan ibuprofen, yang biasa diberikan untk meredakan atau mengurangi rasa sakit, nyeri, atau demam. Begitu juga obat-obat kortikosteroid yang biasanya digunakan untuk meredakan inflamasi (misalnya bengkak atau gatal-gatal) seperti prednison, prednisolon, metilprednisolon dll.

Bagaimana dengan kopi? Kopi, sebagaimana kita ketahui mengandung kafein. Kafein bekerja merangsang susunan syaraf pusat. Jadi agar efek stimulan terhadap susunan syaraf pusat tidak berlebihan, hindari mengkonsumsi bahan-bahan yang mengandung kafein seperti kopi, teh, coklat, minuman kola dan beberapa merek minuman berenergi (energy drink)

Alkohol juga akan meningkatkan resiko pendarahan lambung dan kerusakan hati jika dikonsumsi bersama obat-obat penghilang rasa sakit seperti parasetamol atau asetaminofen. Alkohol juga dilarang diminum bersama dengan obat-obat penurun tekanan darah tinggi golongan beta-blocker seperti propanolol. Kombinasi alcohol- propanolol dapat menurunkan tekanan darah secara drastis dan membahayakan

PERAN APOTEKER DAN ASISTEN APOTEKER DALAM MENCEGAH INTERAKSI OBAT

Satu prinsip yang harus menjadi perhatian utama saat memberikan informasi kepada pasien mengenai penggunaan obat adalah pastikan pasien untuk mengikuti petunjuk yang diberikan agar dapat memperoleh manfaat yang maksimum dengan resiko minimum dari obat yang diminum. Adapun informasi yang perlu disampaikan kepada pasien mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum mengkonsumsi obat, terkait dengan kemungkinan adanya interaksi dengan makanan atau minuman adalah :
- Pasien harus mentaati petunjuk yang terdapat pada label atau etiket yang melengkapi.

- Kapan obat seharusnya dikonsumsi, apakah sebelum atau sesudah makan, atau bersamaan dengan makanan. Atau pada saat perut kosong.
- Boleh tidaknya obat dikonsumsi bersamaan dengan susu, kopi, teh, atau minuman lain seperti minuman ringan atau alcohol.
- Efek yang mungkin terjadi jika suatu obat dikonsumsi dengan makanan, misalnya bisa menurunkan atau meningkatkan absorbsi obat, atau bisa mengiritasi lambung jika diberikan sebelum makan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar